Neraca perusahaan dagang merupakan salah satu laporan keuangan yang penting untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Bagi pemilik usaha, neraca perusahaan dagang menjadi panduan dalam mengambil keputusan yang strategis. Namun, seringkali banyak orang yang masih bingung dalam menyusun neraca perusahaan dagang dengan benar. Oleh karena itu, kita perlu memahami panduan lengkap neraca perusahaan dagang: langkah-langkah dan contoh.
Langkah pertama dalam menyusun neraca perusahaan dagang adalah dengan mengidentifikasi semua aset dan kewajiban perusahaan. Menurut Andi Sofyan, seorang pakar akuntansi, “Penting bagi perusahaan untuk secara teliti mencatat semua aset yang dimiliki, seperti kas, piutang, dan inventaris. Begitu juga dengan kewajiban, seperti hutang dagang dan utang bank.”
Selanjutnya, langkah kedua adalah mengelompokkan aset dan kewajiban sesuai dengan sifatnya. Misalnya, aset lancar dan aset tetap, serta kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Hal ini penting untuk memudahkan pemahaman bagi pihak yang membaca neraca perusahaan dagang.
Setelah itu, langkah ketiga adalah melakukan perhitungan saldo akhir dari aset dan kewajiban. Biasanya, saldo akhir aset harus sama dengan saldo akhir kewajiban. Jika terdapat selisih, hal ini perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penyusunan neraca.
Menurut Bambang Riyanto, seorang ahli akuntansi, “Penting bagi perusahaan untuk menyusun neraca perusahaan dagang dengan teliti dan hati-hati. Sebuah kesalahan kecil dalam neraca bisa berdampak besar terhadap keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan.”
Sebagai contoh, PT ABC adalah perusahaan dagang yang memiliki aset kas sebesar Rp 100 juta, piutang usaha Rp 50 juta, dan inventaris Rp 150 juta. Sementara itu, kewajiban yang dimiliki PT ABC adalah hutang dagang Rp 75 juta dan utang bank Rp 125 juta. Dengan demikian, saldo akhir aset PT ABC adalah Rp 300 juta, sedangkan saldo akhir kewajiban adalah Rp 200 juta.
Dengan memahami panduan lengkap neraca perusahaan dagang: langkah-langkah dan contoh di atas, diharapkan para pemilik usaha dapat menyusun neraca perusahaan dagang dengan lebih baik dan akurat. Sehingga, neraca tersebut dapat menjadi panduan yang tepat dalam mengambil keputusan bisnis yang strategis.