Pada bulan Juni 2024, dampak kondisi ekonomi global terhadap neraca dagang Indonesia semakin terasa. Menurut data terbaru, neraca dagang Indonesia mengalami defisit yang cukup signifikan akibat perlambatan ekonomi global yang terjadi akibat konflik perdagangan antara beberapa negara besar.
Menurut Ekonom Senior dari Universitas Indonesia, Prof. Budi Susanto, “Kondisi ekonomi global yang tidak stabil membuat eksportir Indonesia kesulitan untuk memasarkan produknya ke pasar internasional. Hal ini berdampak langsung pada neraca dagang Indonesia yang semakin merosot.”
Dampak kondisi ekonomi global juga dirasakan oleh pelaku usaha mikro dan kecil di Indonesia. Menurut Survei dari Kementerian Perdagangan, sebanyak 70% pelaku usaha mikro dan kecil mengalami penurunan omset akibat menurunnya permintaan dari pasar internasional.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Eksportir Indonesia, Ibu Siti Nurhayati, mengatakan bahwa pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampak buruk dari kondisi ekonomi global ini. “Pemerintah harus lebih proaktif dalam mencari pasar alternatif untuk produk-produk Indonesia, serta meningkatkan daya saing produk dalam negeri agar bisa bersaing di pasar internasional.”
Namun, ada juga pandangan optimis dari beberapa ekonom yang menyebutkan bahwa kondisi ini bisa menjadi momentum untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasar internasional. “Dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, Indonesia bisa fokus pada peningkatan produksi dalam negeri serta memperkuat pasar domestik,” kata Dr. Ani Wijayanti, seorang ekonom dari Universitas Gajah Mada.
Sebagai negara yang bergantung pada ekspor, Indonesia memang rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi global. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi, diharapkan Indonesia bisa mengatasi dampak negatif ini dan memperkuat posisinya di pasar internasional.