Neraca perusahaan dagang sederhana adalah salah satu laporan keuangan yang penting untuk diperhatikan oleh pemilik usaha. Neraca ini mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang neraca perusahaan dagang sederhana beserta contoh dan penjelasannya.
Menurut Drs. H. M. Arsjad Rasjid, akuntan publik dan dosen akuntansi dari Universitas Indonesia, neraca perusahaan dagang sederhana adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tertentu. Neraca ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu aktiva dan pasiva. Aktiva mencakup semua aset yang dimiliki perusahaan, sedangkan pasiva mencakup semua kewajiban dan modal perusahaan.
Contoh dari aktiva dalam neraca perusahaan dagang sederhana adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagang, dan aset tetap. Sedangkan contoh dari pasiva adalah hutang usaha, hutang bank, dan modal pemilik. Dari perbedaan antara total aktiva dan total pasiva, kita bisa mengetahui apakah perusahaan tersebut dalam kondisi solvent atau insolvent.
Menurut Dr. Hery, seorang pakar akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, neraca perusahaan dagang sederhana sangat penting untuk membantu pemilik usaha dalam mengambil keputusan finansial. “Dengan melihat neraca perusahaan, pemilik usaha bisa mengetahui seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan dan seberapa besar kewajiban yang harus dilunasi,” ujarnya.
Dalam prakteknya, neraca perusahaan dagang sederhana biasanya disusun setiap akhir periode, misalnya setiap bulan atau setiap tahun. Laporan ini juga bisa digunakan sebagai salah satu syarat dalam mengajukan pinjaman ke bank atau dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Dari penjelasan di atas, kita bisa memahami betapa pentingnya mengenal neraca perusahaan dagang sederhana. Dengan memahami laporan keuangan ini, pemilik usaha bisa lebih mudah dalam mengelola keuangan perusahaannya. Jadi, jangan remehkan neraca perusahaan dagang sederhana, ya!