Kebijakan perdagangan luar negeri memegang peranan penting dalam menentukan dampaknya terhadap neraca dagang Indonesia. Dampak kebijakan perdagangan luar negeri yang tepat dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara, namun sebaliknya kebijakan yang kurang tepat dapat memberikan dampak negatif terhadap neraca dagang.
Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, kebijakan perdagangan luar negeri haruslah berpijak pada prinsip saling menguntungkan antara negara-negara yang terlibat. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan neraca dagang agar tidak terlalu defisit atau surplus.
Namun, dampak kebijakan perdagangan luar negeri tidak selalu positif. Menurut penelitian dari Institut Pertanian Bogor, kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh negara-negara maju dapat memberikan dampak negatif terhadap neraca dagang Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota impor yang diberlakukan oleh negara-negara tersebut.
Dalam menghadapi dampak kebijakan perdagangan luar negeri, Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan daya saing produk dalam negeri agar mampu bersaing di pasar global.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan negosiasi yang cerdas dalam perjanjian perdagangan dengan negara lain untuk memastikan kepentingan Indonesia tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan pendapat dari ekonom senior Bank Dunia, John Roemer, yang menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi dampak kebijakan perdagangan luar negeri.
Dengan melakukan langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan Indonesia dapat mengelola dampak kebijakan perdagangan luar negeri dengan baik dan menjaga keseimbangan neraca dagang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara.