Neraca dagang merupakan salah satu indikator ekonomi yang penting bagi sebuah negara. Neraca dagang adalah perbandingan antara nilai ekspor dan impor suatu negara dalam periode waktu tertentu. Pentingnya neraca dagang sebagai indikator ekonomi negara tidak bisa diabaikan, karena neraca dagang dapat memberikan gambaran mengenai kesehatan ekonomi suatu negara.
Menurut Dr. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia, “Neraca dagang yang surplus menandakan bahwa negara tersebut mampu menghasilkan lebih banyak barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pasar internasional daripada yang mereka impor. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa perekonomian negara tersebut sedang berkembang.”
Namun, neraca dagang yang defisit juga bukan hal yang negatif. Dr. Chatib Basri, ekonom senior Indonesia, menyatakan bahwa “Neraca dagang yang defisit bisa saja terjadi karena negara tersebut sedang melakukan investasi besar-besaran untuk memperluas infrastruktur dan meningkatkan daya saing ekonominya di pasar global.”
Selain itu, neraca dagang juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Jika neraca dagang suatu negara surplus, maka nilai tukar mata uangnya cenderung menguat. Sebaliknya, jika neraca dagang defisit, maka nilai tukar mata uangnya cenderung melemah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami surplus neraca dagang sebesar 4,74 miliar dolar AS pada bulan Juni 2021. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia meningkat dibandingkan dengan impornya. Menurut Kepala BPS, Suhariyanto, “Surplus neraca dagang ini memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global.”
Dengan demikian, pentingnya neraca dagang sebagai indikator ekonomi negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Neraca dagang dapat memberikan informasi yang sangat berharga bagi pemerintah dan pelaku ekonomi untuk mengambil keputusan yang tepat guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi negara.