Neraca dagang adalah salah satu indikator penting dalam menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Dengan melihat perbandingan neraca dagang Indonesia dengan negara-negara tetangga, kita dapat memahami posisi ekonomi Indonesia di antara negara-negara lain di Asia Tenggara.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang Indonesia mengalami defisit selama beberapa tahun terakhir. Hal ini berbeda dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki surplus neraca dagang yang signifikan.
Menurut Dr. Rizal Ramli, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, perbandingan neraca dagang Indonesia dengan negara-negara tetangga menunjukkan bahwa Indonesia perlu melakukan reformasi struktural dalam sektor ekonomi untuk meningkatkan daya saingnya. “Kita harus memperbaiki infrastruktur, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat sektor manufaktur agar bisa bersaing dengan negara-negara tetangga,” ujarnya.
Selain itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara juga menambahkan bahwa perbandingan neraca dagang Indonesia dengan negara-negara tetangga harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. “Kita harus mendorong ekspor dan mengurangi ketergantungan pada impor untuk mengurangi defisit neraca dagang,” katanya.
Meskipun demikian, ada juga pandangan yang optimis terkait dengan neraca dagang Indonesia. Menurut Prof. Dr. Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan, defisit neraca dagang tidak selalu buruk asalkan diimbangi dengan investasi yang produktif. “Penting bagi Indonesia untuk terus meningkatkan investasi dalam sektor-sektor yang memiliki potensi untuk meningkatkan ekspor,” ujarnya.
Dengan demikian, perbandingan neraca dagang Indonesia dengan negara-negara tetangga menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ekonomi Indonesia. Reformasi struktural dan peningkatan investasi menjadi kunci utama dalam mengatasi defisit neraca dagang dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat regional maupun global.